BAGAIMANA DAMPAK KENAIKAN AIR LAUT?
Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah :
(a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera
(b)
genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang
berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan
bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di
Papua
(c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau,
kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$
11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila
dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya
berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional,
(d)
penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS
Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan
swasembada pangan di Indonesia.
Disruption to the socioeconomic conditions that occur are:
(a) disruption to the road network and railway traffic on the northern coast of Java and Sumatra South-East
(b) a puddle on the settlement population in the coastal cities that are in the region of the northern coast of Java, Sumatra East, South Kalimantan, Sulawesi Southwestern, and some coastal spots in Papua
(c) loss of lands such as paddy cultivation, brackish, fish ponds, and mangrove area of 3.4 million hectares, equivalent to US $ 11.307 million; The picture becomes even more 'opaque' when associated with the presence of food production centers are only about 4% of the total area of the national territory,
(d) a decline in land productivity in food centers, such as in Citarum, Brantas, and Saddang crucial for the survival of self-sufficiency in Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar